Banyak orang beranggapan bahwa dengan menggunakan load balancing, kecepatan akan bertambah dua kali lipat, hal ini adalah anggapan yang salah pada kenyataanya, load balancing hanya membagi jalur antara antara satu ISP dengan ISP lainya agar bisa bekerja bersamaan, hal ini dapat di analogikan dengan ISP A dapat di lewati range IP 192.168.1.2-192.168.1.20 sedangkan ISP B dapat di lewati Client dengan range IP 192.168.1.11-192.168.1.40
1, Konfigurasi Load Balancing Mikrotik
Sebelum memulai konfigurasi load balancing mikrotik, berikut ip yang akan di gunakan
IP Gateway Lokal ISP A = 10.10.200.2/30 (ether 1)
IP Gateway Lokal ISP B = 10.10.200.5/30 (ether 2)
IP Lokal = 192.168.200.0/24 (ether 3)
Adapaun langkah-langkah konfigurasi load balancing mikrotik adalah sebagai berikut
A. Lakukan pengatuan IP addres pada ether 1, 2, dan 3 seperti gambar 3,7
B. membuat rule untuk load balansing, yaitu, yaitiu dengan membuka menu IP, lalu pilih firewall dan buka menu tab mangel
C. Setelah tag mangel dibuka, buat rule dengan menekan tombol (+) warna merah lalu isis chain dengan prerouting, kemudian isi In.interface adalah ether yang mengarah ke klien
D. Buka tab Action, pilih Action mark connection dan pada New Connection mark isi ISP A lakukan hal yang sama untuk membuat rule ISP B, Perbedaanya cuma beda pada pengisian nama New Connection Mark, isi nama tersebut dengan ISP B untuk lebih jelasnya,
E. Setelah Connection Mark selsei, kemudian buatlah mark routing. langkah-langkahnya hampir sama dengan membuat mark Connection hanya pada tab general = Connection mark di isi rule connection mark sesuai ISP yang di buat tadi, selain itu pada tab action di isi mark routing, untuk lebih jelasnya
F. lakukan hal yang sama untuk membuat rule ISP B, perbedaanya pada connection mark, di isi ISP B dan pada new routing mark di isi to ISPB, setelah rule connection mark dan routong mark dibuat.
G. Setelah rule load balancing selesei di buat. buat routing kedua ISP tersebut. caranya masuk ke IP - Route, lalu tekan tombol (+) untuk memvuat route baru isiikan gateway dengan IP addres ISP A untuk Routing mark isi to ISPA. Lakukan hal yang sama untuk router ISP B
H. Setelah routing Selsei di buat. Buat NAT masquerade agar klien anda dapat koneksi internet
I. Setelah seluruh konfigurasi selsei, lakukan pengujian. uji kecepatan koneksi anda lalu buka router load balancing anda jika pada ISP A dan ISP B mendapatkan Kapasitas penggunaan bandwidth yang sama, rule load balancing anda sudah berhasil
2. Konfigurasi Load Balancing Menggunakan Metode PCC
Untuk melakukan Konfigurasi load balancing dengan menggunakan metode PCC. anda dapat menggunakan RB433UAH dengan kondisi sebagai berikut,
1) ether1 dan Ether2 Terhubung pad ISP yang berbeda dengan besar bandwidth yang berbeda. ISPI sebesar 512 kbps dan ISP2 sebesar 256kbps.
2) Anda akan menggunakan web-proxy interneal dan menggunakan open DNS (sebuah layanan resolusi domain name system gratis yang tersedia untuk publik.
3) Mikrotik Router OS
4) Untuk Koneksi klien, gunakan koneksu wireless pada wlan2 dengan range IP clien 10.10.10.2 s/d 10.10.10.254 netmask 255.255.255.0 dengan IP 10.10.10.1 yang di pasangkan pada wlan2 berfungsi sebagai gateway dan DNS server dari client jika anda menggunakan DNS dari salah satu ISP anda, akan ada tambahan mangle yang akan di berikan tanda tebal.
5) Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS sudah Benar . pasangkan default route ke masing masing IP gateway .ISP agar router meneruskan semua trafic yang tidak terhubung padanya ke gateway tersebut di sini anda menggunakan fitur chek gateway yang berguna jika salah satu gateway diputus koneksi akan di belokan ke gateway lanya
Komentar
Posting Komentar